TUGAS BIOLOGI
PLANTAE
TUMBUHAN OBAT KHAS DAERAH
KABUPATEN PASAMAN BARAT
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
RESTU FADHILA AINI
KELAS X.C
SMA NEGERI AGAM CENDEKIA
TP 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-
NYA sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan
aktifitas sehari-hari. Penyusun juga panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena
hanya dengan kerido’an-NYA Makalah dengan judul “Tumbuhan Obat Khas Daerah Kabupaten Pasaman
Barat ” ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,
makalah ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi
perbaikan-perbaikan lebih lanjut.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
yang membutuhkan.
Muko-muko, 16
Februari 2015
Penulis
Menurut
narasumber yang saya wawancarai beberapa bulan kemarin, saya mendapatkan
tumbuhan dari daerah Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat yang biasa digunakan
orang-orang dulu atau bisa dikatakan sekitar 40 tahun kebelakangan sebagai obat
tradisional untuk menyembuhkan beberapa penyakit diantaranya yaitu,
1.
Daun Sitawa Sidingin(nama
daerah) => (Kalanchoe pinnata)=> Sosor Bebek(Indonesia)
2.
Daun Sidukung Anak (nama daerah)
=> (Phylanthus
aurinaria L)
=> Meniran(Indonesia)
3.
Daun Latuik-Latuik (nama daerah) => (Physalis minima L) => Ciplukan (Indonesia)
4.
Ampadu Tanah (nama daerah) => (Andhrographis Paniculata) => Daun Sambiloto (Indonesia)
5.
Daun Capo (nama daerah) => (Conyza balsamifera) => Sembung
(Indonesia)
Berikut adalah penjelasannya….
1.
Daun Sitawa Sidingin
Menurut narasumber yang saya
wawancarai, beberapa manfaat dari daun sitawa sidingin ini adalah untuk menyembuhkan sakit kepala, batuk,
sakit dada, borok, dan penyakit kulit lainnya, menyembuhkan demam, obat luka,
serta bisul
Cara pembuatan obatnya adalah sebagai berikut:
1. Demam
Daun
cocor bebek secukupnya, dipotong-potong, ditempelkan pada perut.
2.
Luka
daun cocor bebek
secukupnya; Air sedikit, diparut dan ditambah air sedikit, dibobokkan pada
luka; diperbaharui setiap 3 jam
Cocor bebek
Nama latin: Kalanchoe pinnata (Lamk.)Pers
Nama daerah: Cocor bebek; Ceker bebek; Suru bebek; Daun sejuk; Kicongcorang
Deskripsi tanaman: Semak semusim, batang segi empat, lunak, beruas, warna hijau.
Daun tunggal, tebal, bentuk lonjong, tepi bergerigi, warna hijau. Perbungaan
bentuk malai, mahkota bentuk corong warna merah. Buah kotak, warna ungu bernoda
putih
Habitat: Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl
Bagian tanaman yang
digunakan: Daun
Kandungan kimia: Glikosida; Briofilin; Lendir; Magnesium malat; Damar
Khasiat: Antipiretik; Diuretik; Ekspektoran; Antibakteri
Nama simplesia: Kalanchoe pinnatae FoliumIn
Tanaman Herbal Kategori S on December 16, 2007 at 6:06 am
Tanaman Herbal Kategori S on December 16, 2007 at 6:06 am
Cocor bebek atau suru bebek (Latin:Kalanchoe pinnata syn. Bryophyllum calycinum syn. Bryophyllum pinnatum) adalah tumbuhan sukulen (mengandung air) yang berasal dari Madagaskar. Tanaman ini terkenal karena metode reproduksinya melalui tunas daun (tunas/adventif).
Cocor bebek populer digunakan sebagai tanaman hias di rumah tetapi banyak pula yang tumbuh liar di kebun-kebun dan pinggir parit yang tanahnya banyak berbatu.
Ilustrasi
tanaman cocor bebek oleh Francisco Manuel Blanco
Cocor
bebek
|
||||||||||||||||
Reproduksi
vegetatif Kalanchoe pinnata
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
(O.S.A.)
Cocor bebek memiliki batang yang lunak dan beruas. Daunnya tebal berdaging dan mengandung banyak air. Warna daun hijau muda (kadang kadang abu-abu). Bunga majemuk, buah kotak. Bila dimakan cocor bebek rasanya agak asam dan dingin.[1]
Penyebaran
Cocor bebek menjadi tanaman yang umum di daerah beriklim
tropika seperti Asia, Australia, Selandia Baru, India Barat, Makaronesia,
Maskarenes, Galapagos, Melanesia, Polinesia, and Hawaii.[2] Di banyak daerah tersebut, seperti
di Hawaii, tanaman ini dianggap sebagai
spesies yang invasif.[3]
Alasan utama penyebarannya yang besar adalah karena kepopuleran tanaman ini sebagai tanaman hias.
Cocor bebek mengandung asam malat, damar, zat lendir, magnesium malat, kalsium oksalat, asam formiat, dan tanin.
Alasan utama penyebarannya yang besar adalah karena kepopuleran tanaman ini sebagai tanaman hias.
Cocor bebek mengandung asam malat, damar, zat lendir, magnesium malat, kalsium oksalat, asam formiat, dan tanin.
2.
Daun Sidukung Anak
Nenek moyang kita sudah
memanfaatkannya sebagai obat penggempur batu ginjal, penurun panas, antidiare,
pelancar air seni, encok, sembelit, dan pereda sakit pinggang. . Berdasarkan
warnanya tanaman sidukung anak alias meniran ini dapat dibedakan atas dua
spesies, yaitu sidukung anak (meniran) merah dan sidukung anak (meniran) hijau.
Yang digunakan untuk bahan obat seluruh bagian tanaman, akar, dan daunnya.
Bahan segar yang diperoleh diangin-anginkan dulu sampai kering (di tempat yang
teduh) sebelum dipakai sebgai bahan racikan obat. Rasanya pahit, agak masam,
sejuk.Rebusan tanaman ini berasa pahit,.
Ramuan obat
Sebagai ramuan bahan obat, para sinshe lebih suka menggunakan sidukung anak (meniran) merah. Simplisianya lebih dikenal dengan sebutan zhen zhu cao. Bahan itu dipakai untuk menyembuhkan radang ginjal, infeksi salurankencing, penambah nafsu makan anak-anak, peluruh dahak, peluruh haid, menyembuhkan disentri dan sariawan mulut.
Sebagai ramuan bahan obat, para sinshe lebih suka menggunakan sidukung anak (meniran) merah. Simplisianya lebih dikenal dengan sebutan zhen zhu cao. Bahan itu dipakai untuk menyembuhkan radang ginjal, infeksi salurankencing, penambah nafsu makan anak-anak, peluruh dahak, peluruh haid, menyembuhkan disentri dan sariawan mulut.
Diuretik dan obat encok
Untuk meringankan buang air kecil dan encok dapat digunakan ramuan terdiri dari 4-5 pelepah daun sidukung anak (meniran) bersama daun kumis kucing (Orthosiphon grandiflora) sama banyak. Bahan itu direbus dalam segelas air (220 ml) sampai tinggal setengahnya. Setelah dingin dapat diminum, lakukan 2 kali sehari.
Obat malaria
Bersihkan setengah genggam daun si dukung anak dan rebus dengan 3 gelas air. Didihkan terus hingga airnya tinggal setengahnya. Dinginkan dan saring, minumlah 3 kali sehari.
Obat kencing nanah
Ambillah tiga perempat daun sidukung anak lalu dicuci, kemudian direbus dengan air bersih sebanyak empat gelas. Didihkan dan biarkan hingga airnya tinggal tigaperempat bagian. Dinginkan dan disaring. campurkan dengan sedikit gula sebelum diminum, lakukan tiga kali sehari.
Obat luka bernanah
Luka bernanah dapat diketahui dari gejalanya, yaitu demam dan panas, kulit sekeliling luka membengkak, bila luka itu dite-kan, akan keluar nanah. Untuk mengobatinya ikutilah resep tradisional berikut.
Gilinglah setengah genggam daun sidukung anak (meniran kerbau) setelah dicuci. Setelah halus, diremas dengan air garam satu sendok makan. Kemudian digosokkan pada luka bernanah. Selesai diobati, luka harus dibalut. Pakaialah obat ini dua kali sehari.
Obat radang lambung
Petiklah daun sidukung anak tigaperempat genggam lalu dicuci dan direbus dengan air tiga gelas. Biarkan terus mendidih hingga tinggal tigaperempatnya. Air rebusan disaring dan diminum bersama madu murni. Minumlah jamu ini tiga kali sehari, tiap kali tigaperempat gelas.
Obat penyakit Kulit
Daun dan batang sidukung anak (meniran) yang dilumatkan dapat dipakai sebagai tapal untuk menyembuhkan penyakit kulit. Rebusan daun dan batangnya dapat digunakan sebagai zat pewarna hitam pada kain dan tikar. Ekstrak tumbukan batang dan daun sidukung anak (meniran) dapat dipakai penuba ikan.
Untuk meringankan buang air kecil dan encok dapat digunakan ramuan terdiri dari 4-5 pelepah daun sidukung anak (meniran) bersama daun kumis kucing (Orthosiphon grandiflora) sama banyak. Bahan itu direbus dalam segelas air (220 ml) sampai tinggal setengahnya. Setelah dingin dapat diminum, lakukan 2 kali sehari.
Obat malaria
Bersihkan setengah genggam daun si dukung anak dan rebus dengan 3 gelas air. Didihkan terus hingga airnya tinggal setengahnya. Dinginkan dan saring, minumlah 3 kali sehari.
Obat kencing nanah
Ambillah tiga perempat daun sidukung anak lalu dicuci, kemudian direbus dengan air bersih sebanyak empat gelas. Didihkan dan biarkan hingga airnya tinggal tigaperempat bagian. Dinginkan dan disaring. campurkan dengan sedikit gula sebelum diminum, lakukan tiga kali sehari.
Obat luka bernanah
Luka bernanah dapat diketahui dari gejalanya, yaitu demam dan panas, kulit sekeliling luka membengkak, bila luka itu dite-kan, akan keluar nanah. Untuk mengobatinya ikutilah resep tradisional berikut.
Gilinglah setengah genggam daun sidukung anak (meniran kerbau) setelah dicuci. Setelah halus, diremas dengan air garam satu sendok makan. Kemudian digosokkan pada luka bernanah. Selesai diobati, luka harus dibalut. Pakaialah obat ini dua kali sehari.
Obat radang lambung
Petiklah daun sidukung anak tigaperempat genggam lalu dicuci dan direbus dengan air tiga gelas. Biarkan terus mendidih hingga tinggal tigaperempatnya. Air rebusan disaring dan diminum bersama madu murni. Minumlah jamu ini tiga kali sehari, tiap kali tigaperempat gelas.
Obat penyakit Kulit
Daun dan batang sidukung anak (meniran) yang dilumatkan dapat dipakai sebagai tapal untuk menyembuhkan penyakit kulit. Rebusan daun dan batangnya dapat digunakan sebagai zat pewarna hitam pada kain dan tikar. Ekstrak tumbukan batang dan daun sidukung anak (meniran) dapat dipakai penuba ikan.
SIDUKUNG ANAK
anak alias meniran (Phylanthus
aurinaria L) merupakan tumbuhan liar sebagai gulma menjanjikan potensi sebagai
bahan obat tradisional yang sangat berharga. Nenek moyang kita sudah
memanfaatkannya sebagai obat penggempur batu ginjal, penurun panas, antidiare, pelancar
air seni, encok, sembelit, dan pereda sakit pinggang.
Di Jawa orang mengenal tumbuhan ini dengan meniran ijo, memeniran dan meniran sementara karena buahnya sebesar menir, serdangkan di Sumatera sebagai sidukung anak. Mungkin karena buahnya tergantung di pelepah daun (mirip buah katu), sepertinya digendong atau didukung. Para peracik jamu menyebutnya sebagai
Phillanthy Herba untuk tanaman sidukung anak (meniran) seutuhnya.
Sosok tanaman
Sidukung anak (meniran) merupakan tumbuhan liar sebagai semak dengan daun tersusun rapi, bersirip genap seperti daun petai cina. Bentuk lembaran daun bulat telur sampai bulat memanjang. Ukuran daun kecil dengan ujung bundar atau lancip. Permukaan daun bagian bawah berbintik-bintik, berkelenjar. Tanaman ini tingginya hanya sekitar 30-40 cm. Berbatang lunak , bercabang berpencar.
Pada satu tanaman sidukung anak (meniran) terdapat bunga betina ada di pangkal daun, sedang bunga jantan di ujung daun terdiri atas 2-3 kuntum. Bentuk bunga bulat.
Buahnya serupa kotak berkatup tiga, licin. Ukurannya sebesar menir (pecahan beras), bergaris tengah 0,2-0,25 cm.
Dua jenis
Tumbuhan liar ini tersebar di kebun, lapangan rumput, tepi jalan, tepi selokan, dan dekat pembuangan sampah. Penyebarannya meliputi seluruh daerah tropis mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi sekitar 1.500 m diatas permukaan laut.
Berdasarkan warnanya tanaman sidukung anak alias meniran ini dapat dibedakan atas dua spesies, yaitu sidukung anak (meniran) merah dan sidukung anak (meniran) hijau. Keduanya tergolong famili jarak-jarakan Euphorbiaceae.
Sidukung anak (meniran) merah (Phyllanthus aurinaria)berbatang merah. Kalau buahnya masak, kepala sari bunganya akan secara pecah melintang. Sedangkan sidukung anak (meniran) hijau (Phyllanthus niruri) berbatang hijau. Kalau buahnya masak, kepala sari bunga akan pecah secara membujur.
Di Jawa orang mengenal tumbuhan ini dengan meniran ijo, memeniran dan meniran sementara karena buahnya sebesar menir, serdangkan di Sumatera sebagai sidukung anak. Mungkin karena buahnya tergantung di pelepah daun (mirip buah katu), sepertinya digendong atau didukung. Para peracik jamu menyebutnya sebagai
Phillanthy Herba untuk tanaman sidukung anak (meniran) seutuhnya.
Sosok tanaman
Sidukung anak (meniran) merupakan tumbuhan liar sebagai semak dengan daun tersusun rapi, bersirip genap seperti daun petai cina. Bentuk lembaran daun bulat telur sampai bulat memanjang. Ukuran daun kecil dengan ujung bundar atau lancip. Permukaan daun bagian bawah berbintik-bintik, berkelenjar. Tanaman ini tingginya hanya sekitar 30-40 cm. Berbatang lunak , bercabang berpencar.
Pada satu tanaman sidukung anak (meniran) terdapat bunga betina ada di pangkal daun, sedang bunga jantan di ujung daun terdiri atas 2-3 kuntum. Bentuk bunga bulat.
Buahnya serupa kotak berkatup tiga, licin. Ukurannya sebesar menir (pecahan beras), bergaris tengah 0,2-0,25 cm.
Dua jenis
Tumbuhan liar ini tersebar di kebun, lapangan rumput, tepi jalan, tepi selokan, dan dekat pembuangan sampah. Penyebarannya meliputi seluruh daerah tropis mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi sekitar 1.500 m diatas permukaan laut.
Berdasarkan warnanya tanaman sidukung anak alias meniran ini dapat dibedakan atas dua spesies, yaitu sidukung anak (meniran) merah dan sidukung anak (meniran) hijau. Keduanya tergolong famili jarak-jarakan Euphorbiaceae.
Sidukung anak (meniran) merah (Phyllanthus aurinaria)berbatang merah. Kalau buahnya masak, kepala sari bunganya akan secara pecah melintang. Sedangkan sidukung anak (meniran) hijau (Phyllanthus niruri) berbatang hijau. Kalau buahnya masak, kepala sari bunga akan pecah secara membujur.
Zat yang berkhasiat yang terdapat di
tumbuhan ini yaitu :
Rebusan tanaman ini berasa pahit, karena kandungan zat yang berkhasiat, antara lain Filantin, hipofilantin, garam kalium. Orang Jawa menyebutnya meniran ijo, memeniran atau meniran. Si dukung anak termasuk famili Euphorbiaceae. Seluruh tanaman berkhasiat sebagaipeluruh haid, peluruh dahak/obat batuk, peluruh air seni dan penambah nafsu makan. (Depkes RI, 1985)
Sidukung anak (meniran) sebagai obat menurut Sri Yuliani dan Hernani dari Balitro (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat) mengandung senyawa kimuia alkaloida, saponin, glikosida, flavonoida, tanin, dan zat-zat lain yang berkhasiat obat. Sedangkan peneliti lain menyebut meniran mengandung zat filantin, hipfilantin, kalium, tanin, damar.
Tanin berpengaruh sebagai antidiare. Kalium bersifat diuretik dan penggempur batu ginjal. Alkaloida, saponin, glukosida, flavanoida, berpengaruh secara farmakologis tertentu.
Penelitian mendalam tentang pengaruh sidukung anak (meniran) terhadap suatu penyakit belum banyak, tapi tanaman ini sebagai bahan ramuan obat tradisional sudah lama di Indonesia maupun di Cina.
Rebusan tanaman ini berasa pahit, karena kandungan zat yang berkhasiat, antara lain Filantin, hipofilantin, garam kalium. Orang Jawa menyebutnya meniran ijo, memeniran atau meniran. Si dukung anak termasuk famili Euphorbiaceae. Seluruh tanaman berkhasiat sebagaipeluruh haid, peluruh dahak/obat batuk, peluruh air seni dan penambah nafsu makan. (Depkes RI, 1985)
Sidukung anak (meniran) sebagai obat menurut Sri Yuliani dan Hernani dari Balitro (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat) mengandung senyawa kimuia alkaloida, saponin, glikosida, flavonoida, tanin, dan zat-zat lain yang berkhasiat obat. Sedangkan peneliti lain menyebut meniran mengandung zat filantin, hipfilantin, kalium, tanin, damar.
Tanin berpengaruh sebagai antidiare. Kalium bersifat diuretik dan penggempur batu ginjal. Alkaloida, saponin, glukosida, flavanoida, berpengaruh secara farmakologis tertentu.
Penelitian mendalam tentang pengaruh sidukung anak (meniran) terhadap suatu penyakit belum banyak, tapi tanaman ini sebagai bahan ramuan obat tradisional sudah lama di Indonesia maupun di Cina.
3.
Daun Latuik-Latuik
4.
Latuik-latuik alias
Ciplukan obat sakit kuning, ayan, susah kencing,
panas demam, dan pengontrol tekanan darah, .
Penderita
sakit kuning, ayan, dan sulit buang air kecil diobati dengan buah ciplukan.
Ciplukan memang bersifat diuretik, namun bila dipakai berlebihan menyebabkan
mabuk. Seduhan akarnya bermanfaat menurunkan panas demam. (R Broto Sudibyo,
2002).
Pengontrol tekanan darah
Tiga pohon tumbuhan lengkap ciplukan dicuci bersih dan direbus dengan 3 gelas air. Biarkan mendidih dan airnya tersisa 1 gelas. Air rebusan yang kental dan pahit ini diminum 2 kali sehari.
Satu pohon tumbuhan lengkap ciplukan dicuci bersih dan direbus dengan 3 gelas air. Biarkan mendidih dan airnya tersisa ½ gelas. Air rebusan ini diminum sekaligus atau 2 kali sehari. Selain itu juga rutin makan buah ciplukan yang rasanya manis.
Ramuan di atas diperoleh dari pengalaman miarni. Setelah 2 bulan mengkonsumsi obat tersebut, sakit kepala dan pegal di belakang lehernya lenyap. Tekanan darahnya yang semula 240, ketika dicek di Puskesmas setempat, ternyata turun menjadi normal 130/80 mm Hg. Walau sudah sembuh, ia tetap saja mengkonsumsi rebusan ceplukan.
Obat sakit kuning
tumbuhan kering itu (daun latuik-latuik dan bunga mutiara)diperlukan masing-masing segenggam, direbus dengan 5 gelas air hingga terisa 2 gelas. Diminum 2 kali sehari.
Pengontrol tekanan darah
Tiga pohon tumbuhan lengkap ciplukan dicuci bersih dan direbus dengan 3 gelas air. Biarkan mendidih dan airnya tersisa 1 gelas. Air rebusan yang kental dan pahit ini diminum 2 kali sehari.
Satu pohon tumbuhan lengkap ciplukan dicuci bersih dan direbus dengan 3 gelas air. Biarkan mendidih dan airnya tersisa ½ gelas. Air rebusan ini diminum sekaligus atau 2 kali sehari. Selain itu juga rutin makan buah ciplukan yang rasanya manis.
Ramuan di atas diperoleh dari pengalaman miarni. Setelah 2 bulan mengkonsumsi obat tersebut, sakit kepala dan pegal di belakang lehernya lenyap. Tekanan darahnya yang semula 240, ketika dicek di Puskesmas setempat, ternyata turun menjadi normal 130/80 mm Hg. Walau sudah sembuh, ia tetap saja mengkonsumsi rebusan ceplukan.
Obat sakit kuning
tumbuhan kering itu (daun latuik-latuik dan bunga mutiara)diperlukan masing-masing segenggam, direbus dengan 5 gelas air hingga terisa 2 gelas. Diminum 2 kali sehari.
Ciplukan
Pysalis angulata tumbuh liar pada tanah becek di ladang, halaman rumah dan
tempat lain sampai ketinggian 1.800 di atas permukaan laut . tumbuhan ini
berupa perdu dengan tinggi mencapai 75 cm atau lebih. Daunnya tunggal berlekuk.
Bunganya putih kekuningan, muncul di ketiak daun. Buahnya berbentuk lonceng
berisi lima dan rasanya manis masam. Buah ciplukan berbentuk lonceng ini sering
dinikmati anak gembala di desa.
Berbagai sebutan
Ceplukan yang punya sinonim nama ilmiah Physalis minima L, di Sumatera diebut: daun boda, daun kapo-kapo, daun Lato-lato; daun latuik-latuik (Minangkabau). di Jawa dinamakan: cecendet, cecendet kunir, cecenet (Sunda) ceplukan, cecendet sapi, cecendet cina (Jawa), yor-yoran (Madura), keceplokan (Kangean); Nusa Tenggara: angket, keceplokan, (Bali), dedes (Sasak); Sulawesi: Ieletokan (Minahasa); Maluku: lopunorat (Tanimbar & Seram), dagameme (Ternate); Melayu: ceplukan.
Nama asingnya: Morel berry (Inggris)
Kandungan kimianya
Daun latuik-latuik (Minangkabau) itu mengandung saponin, flavonoida, polifenol, asam sitrat, dan fisalin. Kandungan ini didapat dari Hasil penelitian sekelompok mahasiswa Kimia di Universitas Negeri Padang dalam matakuliah Kimia organik bahan alam pada tahun 1999.
Kandungan flavonoid berperan menurunkan tekanan darah. Hancuran daun ciplukan diborehkan pada luka, bisul atau borok. Remasan daun ciplukan bersama adas pulasari, sirih, garam, dan minyak dipakai mengobati tangan atau kaki terkilir. Air seduhan daunnya dipakai untuk obat kencing nanah. (Nyuwan SB & Evy Syariefa, 2002).
Berbagai sebutan
Ceplukan yang punya sinonim nama ilmiah Physalis minima L, di Sumatera diebut: daun boda, daun kapo-kapo, daun Lato-lato; daun latuik-latuik (Minangkabau). di Jawa dinamakan: cecendet, cecendet kunir, cecenet (Sunda) ceplukan, cecendet sapi, cecendet cina (Jawa), yor-yoran (Madura), keceplokan (Kangean); Nusa Tenggara: angket, keceplokan, (Bali), dedes (Sasak); Sulawesi: Ieletokan (Minahasa); Maluku: lopunorat (Tanimbar & Seram), dagameme (Ternate); Melayu: ceplukan.
Nama asingnya: Morel berry (Inggris)
Kandungan kimianya
Daun latuik-latuik (Minangkabau) itu mengandung saponin, flavonoida, polifenol, asam sitrat, dan fisalin. Kandungan ini didapat dari Hasil penelitian sekelompok mahasiswa Kimia di Universitas Negeri Padang dalam matakuliah Kimia organik bahan alam pada tahun 1999.
Kandungan flavonoid berperan menurunkan tekanan darah. Hancuran daun ciplukan diborehkan pada luka, bisul atau borok. Remasan daun ciplukan bersama adas pulasari, sirih, garam, dan minyak dipakai mengobati tangan atau kaki terkilir. Air seduhan daunnya dipakai untuk obat kencing nanah. (Nyuwan SB & Evy Syariefa, 2002).
4.Daun Capo
Sembung bersifat pedas, sedikit pahit, hangat dan baunya seperti rempah, namun sangatlah manjur untuk dijadikan obat tradisionil terutama dalam bentuk jamu. Daun sembung berkhasiat sebagai antibakteri, melancarkan peredaran darah, menghilangkan bekuan darah dan pembengkakan, peluruh kentut (karminatif), peluruh keringan (diaforetik), peluruh dahak (ekspektoran), astrigen, tonikum dan obat batuk. Cara pengolahannya pun sangat sederhana, namun untuk mendapatkan daun tersebut lumayan sulit karena tumbuh hanya satu pohon dan bukan herba yang merambat, tidak begitu banyak ranting yang tumbuh sehingga jika daunnya di petik maka harus menunggu tumbuhnya daun berikutnya.
Kegunaan
di masyarakat : Daun sembung dimanfaatkan sebagai tanaman obat yang berkhasiat
untuk mengobati reumatik sendi, persendian sakit setelah melahirkan, nyeri
haid, datang haid tidak teratur, influenza, demam, sesak napas (asma), batuk,
bronchitis, perut kembung, diare, perut mules, sariawan, nyeri dada akibat
penyempitan pembuluh darah koroner, dan, kencing manis.
Sumber
Lain :
Indonesia
: Sembung / sembung manis, sembung legi, rumput tahi-babi. Sedangkan nama Lokal
: Sembung, sembung utan (Sunda); sembung gantung, sembung gula, sembung kuwuk;
sembung mingsa, sembung langu, sembung lelet (Jawa); Kamandhin (Madura);
Sembung (Bali), capo (Sumatera), Afoat (Timor), Ampampau, capo, Madikapu; Ai na
xiang (China), Wild heliotrope(English),Baccharis salvia Lour.; Conyza
balsamifera L.; Pluchea balsamifera (L.) Less; sembung, capa (Melayu); sebung,
sembung utan (Sunda), sembung gantung,sembung gula, dai bi, dai ngai
(Thailand); ngai champora (Inggris), sembung langu (Jawa), capa (Melayu) dan
sembung mingsa, sembung legi (Jawa), apompase, mandikapu (Ternate), Sinonim : =
Baccharis salvia Lour. = Conyza balsamifera (L= Pluchea balsamifera L) Less.
Tumbuhan
asal Nepal ini hidup di tempat terbuka sampai agak terlindung di tepi sungai
dan tahan pertanian. Dapat tumbuh di tanah berpasir atau tanah yang agak basah
pada ketinggian sampai 2.200 m dpl. Perdu, tumbuh tegak, tinggi mencapai 4 m,
percabangan pada ujungnya, berambut halus, bagian-bagian dari tumbuhan ini bila
diremas berbau kamfer (kapur barus) dan agak langu. Daun tunggal, di bagian
bawah bertangkai, bagian atas merupakan daun duduk, letak berseling, terdapat 2
– 3 daun tambahan pada tangkai daunnya. Helaian daun bundar telur sampai
lonjong, pangkal dan ujung runcing, tepi bergerigi atau bergigi, permukaan daun
bagian atas berambut agak kasar sedang bagian berambut rapat dan halus seperti
beludru. Pertulangan daun menyirip, panjang 8 – 40 cm, lebar 2 – 20 cm.
Bunganya
bergerombol pada ujung batang dan berwarna kuning. Buahnya sedikit melengkung
dengan panjang 1 mm. Daun pada tanaman ini mengandung minyak atsiri, antara
lain sineol dan borneol, kapur barus / kamper damar dan zat samak (tanin).
Buah kotak bentuk silindris, beriga 8 – 10, panjang 1 mm, berambut. Perbungaan majemuk bentuk malai, keluar di ujung tangkai, warnanya kuning. Perbanyakan dengan biji atau pemisahan tunas akar.
Buah kotak bentuk silindris, beriga 8 – 10, panjang 1 mm, berambut. Perbungaan majemuk bentuk malai, keluar di ujung tangkai, warnanya kuning. Perbanyakan dengan biji atau pemisahan tunas akar.
Tanaman
sembung (Blumea balsamifera D. C)
Klasifikasi
:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dycotiledonae
Sub kelas : Asteridae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae (Cornpositae)
Marga : Blumeae
Jenis : Blumeae balsamifera (L.) DC
Family :.Asteraceae.
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dycotiledonae
Sub kelas : Asteridae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae (Cornpositae)
Marga : Blumeae
Jenis : Blumeae balsamifera (L.) DC
Family :.Asteraceae.
Tumbuhnya
agak susah karena hanya bisa tumbuh dari persemaian jika bunganya sudah menjadi
kering. Penyebarannya secara spora dengan bantuan angin. terdapat kandungan
senyawa minyak atsiri 0,1 – 0,5%, Ngai-kamfer. Senyawa utama yang terdapat
dalam minyak atsiri mengandung 1-borneol atau Ngaikamfer atau leuderol
1-borneol berupa hablur yang bentuknya kadang-kadang kecil yaitu dengan titik
lebur 203 – 204 derajad Celcius
Pada
senyawa tersebut ditemukan xautuksilin atau brevitolin (C10 H12 O4) berupa
hablur danberupa lembaran (dalam etanol). Menurut catatan (Laporan tahun 1895
Sland Plantentuin), setelah diisolasi dari 139 kg daun sembung diperoleh 122 ml
minyak atsiri. Kandungan : Sembung mengandung minyak atsiri (ngai kamfer),
borneol, sineol, limonene, asam palmitat, myristin, dimetiletil klorasetofenon,
tannin, pirokatekin, dan glikosida.(anonym, 2003).
5.Ampadu
Tanah
Manfaat daun sambiloto dapat mengatasi hepatitis, infeksi saluran
empedu,disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis),
abses paru, radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis), radang
ginjal akut (pielonefritis akut), radang telinga tengah (OMA), radang usus
buntu, sakit gigi,demam, malaria,kencing nanah (gonore), kencing manis (DM), TB
paru, skrofuloderma, batuk rej an (pertusis), sesak napas (asma), darah tinggi
(hipertensi), kusta (morbus hansen = lepra), leptospirosis, keracunan jamur,
singkong, tempe bongkrek, makanan laut, kanker: penyakit trofoblas seperti
kehamilan anggur (mola hidatidosa) dan penyakit trofoblas ganas (tumor
trofoblas), serta tumor paru.
Cara Pemakaian Daun Sambiloto :
Keringkan terlebih dahulu daun sambiloto sebanyak 10-20g, bisa direbus atau digiling hingga halus lalu diseduh, minum 3-4 kali sehari atau 4-6 tablet apabila serbuk yang halus tadi dimasukan ke dalam kapsul.
untuk mengobati kanker digunakan cairan infus, injeksi, atau tablet.
Untuk pemakaian luar, daun segar direbus lalu airnya digunakan untuk cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti digigit ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul.
Beberapa Manfaat Daun Sambiloto Untuk Kesehatan serta Tata Cara Pemakaiannya seperti yang saya baca di salah satu blog dapat saya kumpulkan sebagai berikut :
Tifoid.
Daun sambiloto segar sebanyak 10 – 15 lembar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan madu secukupnya lalu diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari
Disentri basiler, diare, radang saluran napas, radang paru
Herba kering sebanyak 9 – 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Air rebusannya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
Disentri
krokot segar (Portulaca oleracea) sebanyak 500 g diuapkan selama 3 – 4 menit, lalu ditumbuk dan diperas. Air perasan yang terkumpul ditambahkan bubuk kering sambiloto sebanyak 10 g sambil diaduk. Campuran tersebut lalu diminum, sehari 3 kali masing-masing 1/3 bagian.
Influenza, sakit kepala, demam
Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 g diseduh dengan cangkir air panas. Setelah dingin diminum sekaligus, Lakukan 3 – 4 kali sehari.
Demam
Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk. Tambahkan 1/2 cangkir air bersih, saring lalu minum sekaligus. Daun segar yang digiling halus juga bisa digunakan sebagai tapal badan yang panas.
TB paru
Daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Pil ini Ialu diminum dengan air matang. Sehari 2 – 3 kali, setiap kali minum 15 – 30 pil.
Batuk rejan (pertusis), darah tinggi
Daun sambiloto segar sebanyak 5 – 7 lembar diseduh dengan 1/2 cangkir air panas. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk. Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.
Radang paru, radang mulut, tonsilitis
Bubuk kering herba sambiloto sebanyak 3 – 4,5 g diseduh dengan air panas. Setelah dingin tambahkan madu secukupnya lalu diminum sekaligus.
Faringitis
Herba sambiloto segar sebanyak 9 g dicuci lalu dibilas dengan air matang. Bahan tersebut lalu dikunyah dan aimya ditelan.
Hidung berlendir (rinorea), infeksi telinga tengah (OMA), sakit gigi
Herba sambiloto segar sebanyak 9 – 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari @ 1/2 gelas. Untuk OMA, herba segar dicuci lalu digiling halus dan diperas. Airnya digunakan untuk tetes telinga.
Kencing manis
Daun sambiloto segar sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari @ 3/4 gelas.
Tifus
dengan cara mengambil 10-15 daun yang direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga air rebusan yang tersisa di perkirakan tinggal 1 gelas lalu diminum air rebusannya.
Radang tenggorokan
dengan cara mengambil 10-15 daun yang direbus dengan 2-3 gelas air sampai mendidih hingga air rebusan yang tersisa di perkirakan tinggal 1 gelas lalu diminum air rebusannya. Bila ada dapat di tambahkan dengan 3-5 lembar daun sirih merah.
Gigitan ular berbisa atau sengatan binatang berbisa lainnya,
Daun sambiloto dikunyah, airnya di telan dan sisanya di tempelkan pada luka terkena
Obat malaria.
genggam daun sambilito direbus dengan 4 cangkir air sampai airnya tinggal separuh diminum setengah gelas 3 kali sehari.
Cara Pemakaian Daun Sambiloto :
Keringkan terlebih dahulu daun sambiloto sebanyak 10-20g, bisa direbus atau digiling hingga halus lalu diseduh, minum 3-4 kali sehari atau 4-6 tablet apabila serbuk yang halus tadi dimasukan ke dalam kapsul.
untuk mengobati kanker digunakan cairan infus, injeksi, atau tablet.
Untuk pemakaian luar, daun segar direbus lalu airnya digunakan untuk cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti digigit ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul.
Beberapa Manfaat Daun Sambiloto Untuk Kesehatan serta Tata Cara Pemakaiannya seperti yang saya baca di salah satu blog dapat saya kumpulkan sebagai berikut :
Tifoid.
Daun sambiloto segar sebanyak 10 – 15 lembar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan madu secukupnya lalu diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari
Disentri basiler, diare, radang saluran napas, radang paru
Herba kering sebanyak 9 – 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Air rebusannya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
Disentri
krokot segar (Portulaca oleracea) sebanyak 500 g diuapkan selama 3 – 4 menit, lalu ditumbuk dan diperas. Air perasan yang terkumpul ditambahkan bubuk kering sambiloto sebanyak 10 g sambil diaduk. Campuran tersebut lalu diminum, sehari 3 kali masing-masing 1/3 bagian.
Influenza, sakit kepala, demam
Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 g diseduh dengan cangkir air panas. Setelah dingin diminum sekaligus, Lakukan 3 – 4 kali sehari.
Demam
Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk. Tambahkan 1/2 cangkir air bersih, saring lalu minum sekaligus. Daun segar yang digiling halus juga bisa digunakan sebagai tapal badan yang panas.
TB paru
Daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Pil ini Ialu diminum dengan air matang. Sehari 2 – 3 kali, setiap kali minum 15 – 30 pil.
Batuk rejan (pertusis), darah tinggi
Daun sambiloto segar sebanyak 5 – 7 lembar diseduh dengan 1/2 cangkir air panas. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk. Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.
Radang paru, radang mulut, tonsilitis
Bubuk kering herba sambiloto sebanyak 3 – 4,5 g diseduh dengan air panas. Setelah dingin tambahkan madu secukupnya lalu diminum sekaligus.
Faringitis
Herba sambiloto segar sebanyak 9 g dicuci lalu dibilas dengan air matang. Bahan tersebut lalu dikunyah dan aimya ditelan.
Hidung berlendir (rinorea), infeksi telinga tengah (OMA), sakit gigi
Herba sambiloto segar sebanyak 9 – 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari @ 1/2 gelas. Untuk OMA, herba segar dicuci lalu digiling halus dan diperas. Airnya digunakan untuk tetes telinga.
Kencing manis
Daun sambiloto segar sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari @ 3/4 gelas.
Tifus
dengan cara mengambil 10-15 daun yang direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga air rebusan yang tersisa di perkirakan tinggal 1 gelas lalu diminum air rebusannya.
Radang tenggorokan
dengan cara mengambil 10-15 daun yang direbus dengan 2-3 gelas air sampai mendidih hingga air rebusan yang tersisa di perkirakan tinggal 1 gelas lalu diminum air rebusannya. Bila ada dapat di tambahkan dengan 3-5 lembar daun sirih merah.
Gigitan ular berbisa atau sengatan binatang berbisa lainnya,
Daun sambiloto dikunyah, airnya di telan dan sisanya di tempelkan pada luka terkena
Obat malaria.
genggam daun sambilito direbus dengan 4 cangkir air sampai airnya tinggal separuh diminum setengah gelas 3 kali sehari.
Sambiloto merupakan tumbuhan berkhasiat obat berupa terna
tegak yang tingginya bisa mencapai 90 sentimeter. Asalnya diduga dari Asia
tropika. Penyebarannya dari India meluas ke selatan sampai di Siam, ke timur
sampai semenanjung Malaya, kemudian ditemukan Jawa. Tumbuh baik di dataran
rendah sampai ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Sambiloto dapat tumbuh
baik pada curah hujan 2000-3000 mm/tahun dan suhu udara 25-32 derajat Celcius.
Kelembaban yang dibutuhkan termasuk sedang, yaitu 70-90% dengan penyinaran agak
lama. Nama daerah untuk sambiloto antara lain: sambilata (Melayu); ampadu tanah
(Sumatera Barat); sambiloto, ki pait, bidara, andiloto (Jawa Tengah); ki oray
(Sunda); pepaitan (Madura), sedangkan nama asingnya Chuan xin lien
(Cina).(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sambiloto)
Sambiloto (Andrographis paniculata) adalah sejenis tanaman herba dari famili Acanthaceae, yang berasal dari India dan Sri Lanka. Sambiloto juga dapat dijumpai di daerah lainnya, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, serta beberapa tempat di benua Amerika. Genus Andrographis memiliki 28 spesies herba, namun hanya sedikit yang berkhasiat medis, salah satunya adalah Andrographis paniculata (sambiloto).
Sambiloto (Andrographis paniculata) adalah sejenis tanaman herba dari famili Acanthaceae, yang berasal dari India dan Sri Lanka. Sambiloto juga dapat dijumpai di daerah lainnya, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, serta beberapa tempat di benua Amerika. Genus Andrographis memiliki 28 spesies herba, namun hanya sedikit yang berkhasiat medis, salah satunya adalah Andrographis paniculata (sambiloto).
Daun sambiloto banyak mengandung senyawa Andrographolide, yang merupakan senyawa lakton diterpenoid bisiklik. Senyawa kimia yang rasanya pahit ini pertama kali diisolasi oleh Gorter pada tahun1911. Andrographolide memiliki sifat melindungi hati (hepatoprotektif), dan terbukti mampu melindungi hati dari efek negatif galaktosamin dan parasetamol. Khasiat ini berkaitan erat dengan aktifitas enzim-enzim metabolik tertentu. Sambiloto telah lama dikenal memiliki khasiat medis.
Ayurveda adalah salah satu sistem pengobatan India kuno yang mencantumkan sambiloto sebagai herba medis, dimana sambiloto disebut dengan nama Kalmegh pada Ayurveda.
Selain Manfaat dan Khasiat melindungi hati, sambiloto juga dapat menekan pertumbuhan sel kanker. Hal ini disebabkan karena senyawa aktifnya, yakni Andrographolide, menurunkan ekspresi enzim CDK4 (cyclin dependent kinase 4).